Kembali Bersamanya

by on

Kembali Bersamanya



Hilang sirna kata dalam
Diri ini mengaung sunyi
Aku tak tahan lagi

'Ku cari yang berada di sana
Memecah sangkar ranting pohon
Mengudara tinggi planet jupiter
Lepas mencari sia jua
Gerah payah tak hirau
Aku masih kuat

Banyak logika bilang, "iya"
Layaknya pasir kan terbang
Namun buah jatuh takkan pergi
Rasa lama menghantui kembali
Aku ingin pergi

Tak pernah terungkap
Tak pernah terelak
Aku sendiri bersamanya
|

Comments

Post a Comment

Terima kasih atas masukkannya.

Most seen

Hai Kawan

by on
Hai Kawan Hai kawan, ceritakanlah kisahmu. Hari ini. Bukankah kau punya lelucon untuk kita? Hai kawan, mendekatlah, jangan takut. Cepatlah, kemari! Apa yang kau tunggu? Mengapa engkau ragu? Apa yang menghambatmu? Biar aku saja, kau tidurlah dengan lelap. Maka berjanjilah, suatu saat nanti kau akan bercerita, pengalamanmu hari ini. Hai kawan, mana tingkah banyolmu itu? Aku sungguh menantikannya, bersamamu disini.
Read more

15/06/22

by on
Rabu, 15 Juni 2022 Bukan apa-apa. Hanyalah sebuah hari baru. Hari baru, kegiatan yang sama. Hari baru, kesibukan yang sama. Tidak ada yang spesial. Hanya sebuah hari baru. Obrolan lama kian membusuk, dunia ini terus berputar tanpa arahan. Akankah ia berubah? Apa yang berbeda hari ini? Obrolan baru hangat fajar isak. Aku teringat dengan janjinya. Ucapan diantara bintang malam. Tertawa setelah terbangun. Dia melakukannya. Tidak ada yang spesial setelah terbit. Hanya keheningan biasa kian membusuk. Suara kecil berhamburan. Hal ini tidaklah besar. Bukan aku mengingkari takdir fana. Kalanya hati kecil ini berbicara, "Aku ingin berada di tengah kerumunan, dengan diriku seorang perhatian itu." Itu tidak terjadi. Hingga terangnya melewati puncak. Banyak kata indah keluar. Aku hanya merasakan, namun aku yakin dengan ketulusan samudra, seluas semesta memandang, seindah gugurnya sakura. Aku terpandang olehnya. Hidangan kecil sebelum terbenam. Sudah kubilang, tidak ada yang spesial. Meni...
Read more

Ranjang Tua

by on
Ranjang Tua Di bawah langit biru, aku terbangun.  Menengadah fraksi cahaya atasku.  Meraba seprai berbobotkan busa hijau tua.  Menangkap nyeri otot tua.  Berdiam  membangkitkan gairah masa muda  yang tak secepat dahulu.  Tak seindah rerumputan hijau,  silinder plastik berongga,  penyok lagi,  tertendang lagi,  melesat tiang lagi,  berteriak dan  berpelukan di coklat basah.  Menghirup tepung bakar matang  suara alarm pemanggangan.  Menggenggammu diantara kedua lenganku,  membuatku..  membuatku..  menangis merindukan manisnya senyumanmu.   Maafkan aku. 
Read more